Sumber Daya Manusia (SDM) di sebuah perusahaan atau instansi merupakan aset yang sangat berharga melebihi dari sebuah alat atau mesin karena seorang individu memiliki potensi dan juga kompetensi yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan ataupun kemajuan perusahaan dan instansi tersebut. Hal ini dikarenakan potensi dan juga kompetensi seorang individu dapat lebin digali dan juga ditingkatkan lagi demi dapat meningkatkan nilai pada diri individu dan perusahaan atau instansi tersebut. Namun, tidaklah mudah untuk menggali potensi dan juga meningkatkan kompetensi para pegawai tersebut karena hal tersebut terkait erat dengan keinginan kuat (strong willingness) dari para pegawai tersebut dan juga kesempatan seluas-luasnya yang diberikan oleh perusahaan atau instansi untuk mendukung para pegawainya mengembangkan kapasitas dirinya. Pengembangan kapasitas diri, penggalian potensi diri, dan juga peningkatan kompetensi diri dapat dilakukan dengan cara salah satunya adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya dimana para pegawai dapat memperoleh ilmu baru ataupun mendapatkan ilmu yang lebih dalam dan luas lagi daripada ilmu yang sudah diperoleh di jenjang pendidikan sebelumnya. Tentu ini akan berimplikasi sangat positif dan juga memberikan banyak manfaat bagi kemajuan perusahaan atau instansinya. Para pegawai yang belum memiliki kebutuhan berprestasi diberikan dukungan atau motivasi untuk memiliki kebutuhan tersebut dan bagi pegawai yang sudah memiliki kebutuhan motivasi berprestasi tersebut dupayakan untuk dipertahankan atau bahkan ditingkatkan lagi kebutuhan berprestasinya tersebut. Oleh karena itu, saya akan membahas tentang upaya-upaya bagaimana meningkatkan motivasi berprestasi bagi para pegawai.
Adapun upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang dapat dilakukan oleh atasan kepada staf menurut saya, yaitu:
1. Seorang atasan seyogyanya selalu memberikan dorongan (encouragement) dan juga motivasi kepada staf-stafnya untuk terus meningkatkan kompetensi dan kapasitas diri dengan cara menambah ilmu atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi sampai pada titik staf sudah merasa cukup atau bahkan tidak mampu lagi meningkatkan pendidikannya lagi karena aspek keterbatasan intelektualitas, usia, tenaga, dan sebagainya.
2. Bentuk dorongan, dukungan dan juga motivasi yang dapat diberikan oleh atasan kepada para staf yang berminat untuk melanjutkan jenjang pendidikannya adalah seperti berikut:
a. Selalu memberikan jalan dan juga kemudahan dalam hal mengeluarkan surat permohonan izin belajar kepada para stafnya dan juga tidak menunda-nunda proses permohonan izin belajarnya jika pembiayaan kuliah ditanggung sendiri oleh staf yang bersangkutan karena dalam hal ini instansi atau perusahaan tidak mengeluarkan biaya apapun untuk kuliah pegawai atau staf tersebut, namun instansi atau perusahaan akan diuntungkan dengan adanya pegawai yang meningkatkan kompetensi dan kapasitas dirinya. Tentunya apabila pemberian izin tidak dilakukan atau adanya penundaaan terhadap surat permohonan izin belajarnya, maka ini dapat membuat motivasi dari para staf tersebut dapat menjadi berkurang dan bahkan menurun. Hal ini dapat merugikan diri staf dan juga memberikan dampak negatif kepada kemajuan instansi atau perusahaan tersebut karena peningkatan kompetensi atau kapasitas diri akan berimbas secara positif pada instansi atau perusahaan dengan mempunyai banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi dan kompeten. Kepada pegawai yang sudah diberikan surat permohonan izin belajarnya, seyogyanya juga menyadari bahwa tugas perkuliahan tidak akan mengganggu pelaksanaan tugas sehari-hari di kantor dan juga tetap terus masuk kerja sesuai dengan jadwal kerja di instansi atau perusahaan tersebut.
b. Menyediakan atau memberikan fasilitas kepada para staf atau pegawai yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan dengan pemberian beasiswa penuh (full-bright scholarships) dari instansi atau perusahaannya sendiri ataupun beasiswa dari instansi atau perusahaan lain. Atasan seyogyanya juga selalu menginstruksikan para staf agar terus meng-update pengumuman-pengumuman penerimaan beasiswa baik di majalah dinding ataupun website di kantornya agar semua pegawai atau staf dapat membaca dan memahami bagaimana prosedur persyaratan pengajuan beasiswa tersebut.
c. Jika intansi atau perusahaan tidak dapat memberikan beasiswa penuh kepada para staf atau pegawainya, mungkin salah satu solusinya adalah instansi atau perusahaan dapat memberikan bantuan biaya kuliah dengan porsi setengah atau seperempat dari keseluruhan biaya kuliah para staf tersebut yang berupa pinjaman biaya kuliah dan biaya tersebut dapat dikembalikan kepada instansi atau perusahaan dengan cara mengangsur setiap bulan dan disesuaikan dengan jumlah gaji yang diterima oleh pegawai sehingga tidak memberatkan pegawai atau staf tersebut.
3. Seorang atasan juga seyogyanya selalu memberikan support (dukungan), paling tidak secara moril kepada para pegawai yang sudah dalam proses melanjutkan jenjang pendidikan dengan mengatakan, “Saya tetap ingin anda berkonsentrasi pada kuliah anda dan juga dapat menyelesaikan kuliah tersebut dengan hasil yang memuaskan. Jangan sampai tugas-tugas kantor membuat aktivitas kuliah anda terbengkalai”. Itulah yang saya peroleh dari atasan saya yang sangat mendukung dan men-encourage saya dalam menjalankan kuliah.